Global Positioning System : system radio navigasi & penentuan posisi menggunakan satelit dl segala cuaca yg memberikan posisi & kecep. 3 dimensi yg teliti & informasi tentang waktu.
Sistem Koordinat didefinisikan dg menspesifikasi 3 parameter, yaitu ;
1. Lokasi titik nol dari system koordinat,
2. Orientasi dari sumbu2 koordinat,
3. Besaran ( kartesian, curvilinear ) yg digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam system koordinat tsb.
Metode penentuan posisi secara terestris dilakukan berdasarkan pengukuran dan pengamatan yang semuanya dilakukan di permukaan bumi. Sedangkan pada metode ekstra-terestris, penentuan posisi dilakukan dengan pengukuran atau pengamatan ke objek/benda angkasa baik yang alamiah (seperti bulan, bintang, dan quasar) maupun yang buatan manusia seperti satelit. Salah satu metode atau sistem penentuan posisi ecara ekstra-tersetris yang telah dikenal selama ini, yaitu survei dengan GPS. Dalam perkembangan survei ekstraterestrial, penggunaan survei GPS sering digunakan untuk menentukan titik-titik kontrol geodesi, baik titik kontrol horisontal maupun titik kontrol vertikal, dimana untuk melakukan pengukuran kerangka kontrol ini tidak terlepas dari jaring geodesi. Jaring geodesi juga dapat didefinisikan sebagai bentuk geometri yang terdiri dari tiga atau lebih titik yang dilakukan pengukuran geodesi, dimana pengukuran ini terdiri dari pengukuran jarak horisontal, sudut, azimuth, dan lain sebagainya.
Pada metoda terestris penentuan posisi titik dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi. Beberapa contoh metoda
yang umum digunakan adalah :
1. Metode poligon.
2. Metode pengikatan ke muka.
3. Metode pengikatan ke belakang.
4. Dan lain-lain.
Pada metode ekstra terestris penentuan posisi dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap benda atau objek di angkasa seperti bintang, bulan, quasar dan satelit buatan manusia, beberapa contoh penentuan posisi extra terestris adalah sebagai berikut :
1. Astronomi geodesi.
2. Transit Dopler.
3. Global Positioning System (GPS).
GPS dikelola dalam suatu sistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. Secara umum Receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Receiver militer, Receiver tipe navigasi, & Receiver tipe geodetik
Penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Ketelitian data terkait dengan tipe data yang digunakan, kualitas receiver GPS, level dari kesalahan dan bias.
2. Geometri satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi satelit dan lama pengamatan.
3. Metoda penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi GPS yang digunakan, apakah absolut, relatif, DGPS, RTK dan lain-lain.
4. Strategi pemrosesan data, terkait dengan real-time atau post processing, strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan baseline dan perataan jaringan serta kontrol kualitas.
NAVSTAR GPS, singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning Sistem. GPS terdiri atas 3 segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri atas satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri atas stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit dan segmen pemakai yang terdiri atas pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.
Setelah semua data yang diinginkan terkumpul atau bila kapasitas memori dari alat penerima sinyal GPS telah penuh, data tersebut ditransfer (download) ke dalam hardisk atau penyimpan memori lainnya dengan memanfaatkan program aplikasi GARMIN Pcx5. Pada penelitian ini pengolahan data posisi dilakukan dengan bantuan program aplikasi Microsoft Excell dan pembuatan peta akhir (peta situasi) dibantu dengan program MapInfo 4.0.
Keistimewaan GPS dibanding dengan alat-alat navigasi konvensional:
a. GPS dapat digunakan baik pada waktu siang maupun malam dan tidak bergantung pada cuaca.
b. Posisi yang ditentukan oleh GPS akan mengacu kepada suatu datum global, dan memiliki ketelitian dalam orde milimeter hingga beberapa centimeter.
c. Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya selama pengguna memiliki receiver
d. Alat penerima sinyal GPS cenderung lebih kecil ukurannya dan lebih murah harganya.
e. Pengoperasian receiver relatif mudah dan tidak membutuhkan banyak orang.
f. Dengan menggunakan GPS maka efisiensi dan efektifitas kerja survai dapat ditingkatkan dibanding dengan menggunakan metode teresterial.
Beberapa aplikasi dari GPS diantaranya adalah sebagai berikut : Survei dan pemetaan. Survei penegasan batas wilayah administrasi, pertambangan dll. Geodesi, Geodinamika dan Deformasi. Navigasi dan transportasi. Telekomunikasi. Studi troposfir dan ionosfir. Pendaftaran tanah, Pertanian. Photogrametri & Remote Sensing. GIS (Geographic Information System). Studi kelautan (arus, gelombang, pasang surut). 1. Aplikasi olahraga dan rekreasi.
World Geodetic System 1984 adalah suatu sistem penggambaran wilayah yg berdasar pada penggunaan data, teknik, dan teknologi yang tersedia di awal 1984.
Peningkatan dibanding WGS’72 : lebih akurat pada peta 1 : 50.000 dan yg lebih besar, lebih akurat koordinat geodeticnya, kemampuan ditingkatkan untuk satelit mengorbitkan ramalan dan penentuan,
Kemampuan untuk menempatkan banyak lagi yang lain sistem geodesik lokal pada suatu dunia sistem geodesik, dan melakukan itu dengan lebih teliti.
Jenis survei geodetik berdasarkan ukurannya :
Plane surveying (pemetaan topografi) : Bumi dianggap datar. Faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan. Jarak area yang dipetakan kurang dari 55 km.
Geodetic surveying (survei geodetik) : Penggambaran bumi berdasarkan georeferensi. Faktor kelengkungan bumi harus diperhitungkan. Jarak area yang dipetakan lebih dari 55 km.
Jenis survei geodetik berdasarkan areanya : Terrestrial (darat dan laut) & Ekstraterrestrial (dari dan ke udara atau angkasa)
Jenis survei geodetik berdasarkan ruang lingkupnya : Survei pemetaan tanah atau Surta atau Surveying (darat dan laut), Survei hidrografi, Survei fotogrametri, Survei gravimetri, & Survei satelit geodetik.
Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi
Plane Surveying : Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan
Geodetic Surveying : Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor kelengkungan bumi harus diperhitungkan
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :
ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN : meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb
PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA : melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan
MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA : melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh
PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN : menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana, dsb.
PEMANCANGAN/PEMATOKAN : untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sistem Informasi Geografis : ” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris
Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
Peta situasi adalah gambaran spasial keberadaan wilayah atau lokasi suatu kegiatan, yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut.
Pembuatan Peta Situasi dengan GPS dilakukan dengan pengambilan titik-titik dari obyek garis seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Titik-titik ini akan ditentukan informasi posisi mendatarnya menurut sistim proyeksi Geografi dan datum WGS (World Geodetic System) 1984. Setiap titik ditentukan posisinya dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengumpulan data secara absolute positioning,
2. Setiap titik diberikan kode sebagai identitasnya
3. Pengaktifkan unit GPS dengan menekan tombol berwarna merah (start), kemudian memilih negara yang bersangkutan (Indonesia) setelah menekan tombol enter.
4. Pengaturan sistem pada halaman menu utama dengan menekan tombol quit (dari halaman penerimaan sinyal/aqcuiring page), dengan memilih komposisi sistim proyeksi Geografi, datum WGS 1984, satuan ukuran metrik, dan penggunaan sinyal non-differensial.
5. Penempatan alat penerima di lokasi atau titik yang akan ditentukan posisinya
6. Setelah unit menerima sinyal minimal dari empat satelit, informasi koordinat titik yang dicari akan ditampilkan pada layar GPS, yaitu pada halaman posisi (position page). Karena informasi yang dapat disimpan pada memori GPS hanya posisi mendatar, untuk menyimpan informasi tinggi (koordinat Z) harus dicatat secara manual. Informasi posisi mendatar disimpan dengan menekan tombol MARK, dan selanjutnya akan ditampilkan halaman mark position untuk menentukan nama titik dan rute, kemudian untuk mengakhiri dilakukan dengan memilih SAVE pada layar.
7. Penentuan posisi titik-titik selanjutnya dilakukan dengan mengulangi langkah ke-6.